Memperbincangkan dunia politik di pesantren, seolah menjadi hal yang taklazim. Ketidaklaziman ini lebih dikarenakan konsepsi seseorang yang menempatkan pensantren hanya sekadar tempat reproduksi keilmuan an-sich, terpisah dari dunia nyata (real politik), bukan sebagai agen perubahan. Padahal, senyatanya tidak demikian, pesantren adalah eplika kehidupan yang memadu pelbagai kecakapan hidup, tak terkecuali kecapan politik. Hasil kajian ini membuktikan bahwa beragam aktifitas kehidupan di pesantren telah mendorong tersemainya sense of politic parasantri. Keberadaan sekolah politik (pesantren politik) pun menjadi alternatif solutif, dan jawaban konkrit untuk merangkul alumni pesantren, dan kaum muda Islam yang potensial bergiat di dunia politik. Selain itu, melalui reformulasi kepemimpinan di pesantren, berupa: (1) memasukkan kurikulum kepemimpinan, dan politik kedalam kurikulum pesantren; (2) mengintesifkan pelatihan kepemimpinan; (3) mengadakan program pencangkokan kepemimpinan; (4) mendudukkan alumni pesantren yang berkualitas (qualified) menjadi pemimpin; (5) pendampingan (coaching) pemimpin muda di pesantren dapat mempercepat terwujudnya kepemimpinan ideal versi Islam di Indonesia. Baca lebih lanjut!